Posted by : Unknown Selasa, 30 Juni 2015


1.  Definisi dan Pengertian :
Yang dimaksud dgn kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yg diinginkan (yg lebih baik) dgn mengatur jumlah uang beredar. Yang dimaksud dgn kondisi yg lebih baik adalah meningkatnya output keseimbangan dan atau terpeliharanya stabilitas harga (inflasi terkendali). Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat mempertahankan, menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dlm upaya mempertahankan kemampuan ekonomi bertumbuh, sekaligus menengendalikan inflasi.

Jika yg dilakukan adalah menambah jumlah uang beredar, maka pemerintah dikatakan menempuh kebijakan moneter ekspansif (monetary expansive). Sebaliknya jika jumlah uang beredar dikurangi, pemerintah menmpuh kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive). Istilah lain utk kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan uang ketat (tight money policy).

2.  Instrumen Kebijakan Moneter:
Ada tiga instrumen utama yg digunakan utk mengatur jumlah uang beredar: operasi pasar terbuka (open market operation), fasilitas diskonto (discount rate), rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio). Diluar tiga instrumen tsb (yg merupakan kebijakan moneter bersifat kuantitatif), pemerintah dpt melakukan imbauan moral (moral persuasion).

a.   Operasi Pasar Terbuka (open market operation):
Yang dimaksud dgn operasi pasar terbuka adalah pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar dgn cara menjual atau membeli surat-surat berharga milik pemerintah (government securities).
Jika ingin mengurangi jumlah uang beredar, maka pemerintah menjual surat-surat berharga (open market selling). Dgn demikian uang yg ada dalam masyarakat mengalir ke otoritas moneter, shg jumlah uang beredar berkurang. Jika ingin menambah jumlah uang beredar, maka pemerintah membeli kembali surat-surat berharga tsb (open market buying). Guna lbih mengefektifkan operasi pasar terbuka ini, Bank Indonesia telah mengembangkan kedua instrumen tsb dgn menambahkan fasilitas repurchase agreement (repo) kemasing-masing instrumen, sehingga saat ini dikenal SBI repo dan SBPU repo.
Di Indonesia, operasi pasar terbuka dilakukan dgn menjual atau membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
Jika ingin mengurangi jumlah uang beredar, pemerintah menjual SBI dan atau SBPU. Melalui SBI/SBPU, uang yg ada dalam masyarakat ditarik, sehingga jumlah uang beredar berkurang. Biasanya penjualan SBI/SBPU dilakukan bila jumlah uang beredar dianggap sudah mengganggu stabilitas perekonomian.
Bila pemerintah melihat jumlah uang beredar perlu ditambah, agar perbankan lebih mampu memberikan kredit yg akan memacu pertumbuhan ekonomi, maka SBI dan SBPU yg telah dijual dibeli kembali. Melalui pembelian itu pemerintah mengeluarkan uang shg menambah jumlah uang beredar.

b.  Fasilitas Diskonto (Discount Rate):
Yg dimaksud dgn tingkat bunga diskonto adalah tingkat bunga yg ditetapkan pemerintah atas bank-bank umum yg meminjam ke bank sentral. Dalam kondisi tertentu, bank-bank mengalami kekurangan uang, shg mereka harus meminjam kpd bank sentral. Kebutuhan ini dpt dimanfaatkan oleh pemerintah utk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar.

Bila pemerintah ingin menambah jumlah uang beredar, maka pemerintah menurunkan tingkat bunga pinjaman (tingkat diskonto). Dgn tingkat bunga pinjaman yg lebih murah, maka keinginan bank-bank untuk meminjam uang dari bank sentral menjadi lebih besar, sehingga jumlah uang beredar bertambah. Sebaliknya, bila ingin menahan laju pertambahan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan bunga pinjaman. Hal ini akan mengurangi keinginan bank-bank meminjam uang dari bank sentral, shg pertambahan jumlah uang beredar dpt ditekan

c.   Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio):
Penetapan ratio cadangan wajib juga dpt mengubah jumlah uang beredar, jika rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil dibanding sebelumnya. Misalnya, jika rasio cadangan wajib mulanya hanya 10%, maka untuk setiap unit deposito yg diterima, perbankan dpt mengalirkan pinjaman sebesar 90% dari deposito yg diterima perbankan. Dgn demikian angka multiplier uang dari sistem perbankan adalah 10.
How Banks Create Money
Please note that the discussion also applies to other depository institutions such as savings and loans, and credit unions, as well as banks.
When a customer makes a deposit into his account at a bank, this creates a liability for the bank. A liability describes the bank's obligations, or what it owes to others. In other words, the bank is liable for the amount of the deposit. On the other side of the coin, the deposit creates an asset for the bank. The bank now owns the value of the deposit and will put the money to work, looking for a rate of return that exceeds the interest it pays on the liability.
This is the business of banking. By offering savers a return (and/or other services), banks take in deposits (liabilities), which creates assets that a bank can lend out. As long as the total return on assets exceeds the payment on liabilities (and other costs of doing business) the bank is profitable.
When a bank receives a deposit, it must keep a portion on reserve with the Federal Reserve (Fed) and pay a deposit insurance premium to the FDIC. At the present time, the Fed's reserve requirement is 10%. With this in mind, let us use a few balance sheets to demonstrate how banks create money from deposits. We will see that for every dollar deposited, the money supply increases by a multiple of the amount deposited.
Let us first examine the balance sheet of Glen Echo Bank. We see in Table 10-1 that the value of total liabilities to Glen Echo equals $100 million. In addition, the bank is required to have its own net worth as a buffer against bad loans and insolvency. Net worth is considered the value of the owners (share holders) stake in the bank. In this case, net worth is 3% of total liabilities and equals $3 million, which the bank raised by selling shares of stock to the public. The bank is obligated to hold reserves of 10% of total deposits with the Fed, in this case the amount of required reserves is $10.0 million ($100.0 million in deposits x 0.10).
Table 10-1: Glen Echo Bank Balance Sheet (1)


Initial Balance
Assets

Liabilites


Loans Outstanding
$ 80.0 million

Deposits
$100.0 million
Government debt
13.0 million

Net Worth
3.0 million
Required Reserves
10.0 million



Total
103.0 million

Total
103.0 million


Consider a hard-working, thrifty (and rich) person like yourself. Let us assume that you
deposit $1 million in your account at Glen Echo Bank. On the balance sheet that follows,
Glen Echo now has an additional $1 million liability. Let us assume that the deposit insurance premium has no affect on our analysis, since it is so small. 
Your deposit also creates an additional $1 million in assets. Of your $1 million deposit, $100,000 (10%) is legally required to be kept as reserves with the Fed.
Table 10-2: Glen Echo Bank Balance Sheet (2) 
(Add $1.0 million deposit from you)


After $1 million deposit
Assets

Liabilites


Loans Outstanding
$ 80.9 million

Deposits
$101.0 million
Government debt
13.0 million

Net Worth
3.0 million
Required Reserves
10.1 million



Total
104.0 million

Total
104.0 million



Notice in Table 10-2 what the bank did with your $1 million deposit. $100,000 went to the reserve requirement with the Fed, and the bank lent out the other $900,000 (loans outstanding increased from $80 million to $80.9 million). For simplicity, let us assume
that the entire $900,000 made available by your deposit was borrowed by one business: Joe-Bob's Rooter.
Joe-Bob doesn't borrow the money for fun, he wants to invest in new capital equipment, which will increase the productivity of his workers. Joe-Bob wants to invest in a new laser rooter, for which he pays $900,000 to Sapphire Slick's Laser Emporium. Let us also assume that Sapphire has an account with Glen Echo Bank, where she deposits the $900,000 received from Joe-Bob's purchase. Table 10-3 shows the new balance sheet for Glen Echo Bank after Sapphire's deposit.
Table 10-3: Glen Echo Bank Balance Sheet (3)
(Add $0.9 million deposit from Sapphire Slick)


After $0.9 million deposit
Assets

Liabilites


Loans Outstanding
$81.71 million

Deposits
$101.9 million
Government debt
13.00 million

Net Worth
3.0 million
Required Reserves
10.19 million



Total
104.90 million

Total
104.9 million




Several things have occurred due to Sapphire's deposit of $900,000 in the Glen Echo Bank.
a.     Total deposits increased from $101 million to $101.9 million.
b.     Required reserves increased by $90,000 (= $900,000 x .10).
c.     Total required reserves increased from $10.1 million to $10.19 million.
d.     The bank was able to lend out the difference between the deposit ($900,000) and required reserves ($90,000), an amount equal to $810,000.
e.     Outstanding loans increased from $80.9 million to $81.71 million ($80.9 + 0.810).
As we have shown, after meeting the reserve requirement, Glen Echo Bank loans out all the additional money available. You should be getting the basic idea: your initial deposit has triggered multiple rounds of lending and deposit activity. Things are happening well beyond your initial deposit. We can complete another round like the previous round, where someone borrows the money, spends it, and the recipient deposits the money in Glen Echo. However, rather than continue the tedious math, we can invoke the simple money multiplier to summarize our situation.  For the purposes of this course,
we can define the money multiplier as equal to = 1/r.r.
which equals to one divided by the reserve requirement. While we will work with the simple multiplier, in reality there are a number of leakages from the above scenario that will reduce the value of the multiplier:
a.     People may not deposit all of their cash into the banking system. Besides the money we keep in our wallets, we may save some of our money outside the depository banking system. 
b.     Banks may not loan out all potential reserves, choosing to keep excess reserves.
Note that in our example we assumed that all deposits end up in the same bank. As long as deposits end up in the domestic banking system the result is the same. The money multiplier will attain the same value as shown in this example, and the overall increase in the money supply will be the same.
The Monetary Base and Money Supply

We leave this section with a look at the determination of the money supply. We begin with the monetary base, which equals:

all reserves held by banks and all currency in circulation.

A given amount of the monetary base allows for the creation of a multiple amount of money. As we shall see in the next section, the Fed uses its policy tools to alter the amount of money in the base, and thus the money supply.
The next part of the determination of the money supply is the process of transforming the monetary base into the money supply. Through the multiple deposit expansion described above, where money is deposited, loaned, and redeposited into the banking system, the money supply is determined. By definition, the money supply equals:

Money supply = (Monetary base) x (Money multiplier)

and

Change in the Money supply = (Change in the Monetary base) x (Money multiplier)
From our example given above, a deposit of $1 million adds the same amount to banking reserves. The money multiplier equals 1/r.r. (reserve requirement), which in this case is 1/.10, yielding a money multiplier of 10. The resulting increase in the money supply is $10 million (a $1 million deposit times a multiplier of 10).
Copyright © 2003, Jay Kaplan
All rights reserved
Bila rasio cadangan wajib diperbesar menjadi 20%, maka utk setiap unit deposito yg diterima, sistem perbankan hanya dapat menyalurkan kredit sebesar 80%. Angka multiplikasi uang dari sistem perbankan menurun menjadi 5, dgn demikian jumlah uang beredar di masyarakat akan berkurang. Demikian pula sebaliknya, bila pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Sebab penurunan rasio tsb akan memperbesar angka multiplikasi uang, yg berarti akan meningkatkan jumlah uang beredar.
Untuk pertama kalinya sejak Pakto 1988 Bank Indonesia menggunakan rasio cadangan wajib guna mengerem pertumbunhan besar-besaran moneter yg masih tinggi, yaitu dgn menetapkan rasio menjadi 3% pada Februari 1996 (ketentuan sebelumnya menurut Pakto 1988 adalah 2%). Sejak April 1997 besarnya rasio cadangan wajib adalah 5%.

d.  Imbauan Moral (Moral Persuasion):
Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan atau mengendalikan jumlah uang beredar. Misalnya, Gubernur Bank Indonesia dapat memberi saran agar perbankan berhati-hati dlm memberikan kredit atau membatasi keinginannya meminjamkan uang dari bank sentral (berhati-hati menggunakan fasilitas diskonto).

3.  Kebijakan Moneter & Keseimbangan Ekonomi: Analisis IS-LM:

Kebijakan moneter dikatakan efektif bila mampu mengendalikan tingkat output dan atau harga. Untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan moneter, peralatan analisis yg paling sederhana namun komprehensif adalah kurva IS-LM.

a.   Pengaruh Kebijakan Moneter Thd Keseimbangan Pasar Uang-Modal:
Pengaturan jumlah uang beredar dpt mempengaruhi kondisi keseimbangan pasar uang-modal. Diagram 21.1 memberikan gambaran apa yg terjadi thd keseimbangan pasar uang-modal bila uang beredar ditambah.
Diagram 21.1.b menunjukan kurva L yg diturunkan dari .
Seandainya pemerintah menambah jumlah uang beredar menjadi setingkat  pada Diagram 21.1.a, maka utk membuat pasar uang-modal berada dlm keseimbangan pada tingkat , tingkat bunga harus diturunkan dari  ke Demikian juga bila ingin membuat pasar uang-modal berada dlm kondisi keseimbangan pd tingkat  , maka tingkat bunga harus diturunkan dari  ke .
Dalam Diagram 21.1.b, hal itu terlihat dari pergeseran titik keseimbangan (dari  ke  dan dari  ke ), shg kurva LM bergeser ke kanan (dari L ke L).





 
Seandainya pemerintah mengurangi jumlah uang beredar dari  ke , maka utk membuat pasar uang-modal berada dlm keseimbangan pada tingkat , tingkat bunga harus dinaikkan dari  ke . Sedangkan utk mencapai keseimbangan pd tingkat , tingkat bunga harus dinaikkan dari  Kurva  LM bergeser ke kiri (dari  ke )

b.  Pengaruh Kebijakan Moneter Thd Keseimbangan Ekonomi:
Pergeseran kurva LM krn pengaruh LM krn perubahan jumlah uang beredar yg dilakukan pemerintah akan mempengaruhi keseimbangan ekonomi, krn mengubah titik potong kurva IS-LM, yg berarti mengubah titik keseimbangan ekonomi.
Diagram 21.2 berikut ini menunjukkan kondisi keseimbangan awal terjadi pd tingkat pendapatan  , dan tingkat bunga  Jika pemerintah menambah jumlah uang beredar, kurva LM bergeser ke kanan (dari  ke ), sehingga titik keseimbangan juga bergeser dari  ke . Pada titik keseimbangan yg baru , output keseimbangan adalah  yg lebih besar dari , sedangkan tingkat bunga adalah  yg lebih rendah dari .
Dengan kata lain, kebijakan moneter ekspansif dlm konteks Diagram 21.2 telah berhasil memacu pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat bunga. Dalam perekonomian pasar, kenaikan tingkat bunga mengindikasikan telah terjadinya kelebihan permintaan investasi.






Akibatnya dapat dilihat dari dua sisi:

1)   Sisi Output:
Kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan ada beberapa rencana investasi yg dibatalkan, sbg akibatnya pertambahan kapasitas produksi menjadi labih kecil.

2)   Sisi Biaya:
Kenaikan tingkat bunga akan menaikkan biaya produksi dikarenakan naiknya biaya modal.

Dari kedua hal diatas, akibatnya kenaikan tingkat bunga akan memicu terjadinya inflasi.

Bila pemerintah mengurangi jumlah uang beredar, yg terjadi adalah sebaliknya. Bergesernya kurva LM ke kiri (dari  ke  ) menyebabkan titik keseimbangan bergeser ke . Pada saat itu output keseimbangan adalah  yg lebih kecil daripada , sedangkan tingkat bunga naik (dari ke ), yg berarti telah terjadi inflasi.





4.  Efektifitas Kebijakan Moneter:

a.   Sudut Kemiringan Kurva IS:

Diagram 21.3 merupakan himpunan kurva IS yg menggambarkan beberapa kondisi pasar barang-jasa.




Kurva  lurus sejajar dgn sumbu vertikal. Kurva IS yg spt ini terjadi krn permintaan investasi tidak sensitif thd perubahan tingkat bunga (kurva I tegak lurus). Sebaliknya kurva   terbentuk dari kurva I yg mendatar sejajar dgn sumbu horizontal. Artinya kurva investasi elastis sempurna. Sedangkan kurva   terbentuk dari kurva investasi yg bersudut negatif, dlm arti /  0.


b.  Sudut Kemiringan Kurva LM:

Diagram 21.4.a menunjukkan beberapa kurva LM yg menggambarkan beberapa kondisi pasar uang-modal.







Kurva  berbentuk tegak lurus sejajar sumbu vertikal. Kurva ini diturunkan dari kurva permintaan uang utk spekulasi () yg tegak lurus. Artinya, permintaan uang untuk spekulasi tidak sensitif thd perubahan tingkat bunga. Dapat juga dikatakan bhw permintaan uang semata-mata ditentukan oleh permintaan uang untuk transaksi yg merupakan fungsi pendapatan. Oleh krn kurva  sesuai dgn hipotesis Klasik, maka kurva ini disebut kurva LM versi Klasik.
Kurva  adalah kebalikan dari kurva . Krn kurva  diturunkan dari kurva permintaan uang utk spekulasi  (), maka kurva ini datar dan sejajar dgn sumbu horizontal. Artinya, permintaan uang utk spekulasi sangat sensitif (sensitif sempurna) thd perubahan tingkat bunga. Menurut Keynes, kondisi inilah yg disebut sbg perangkap likuiditas atau jerat likuiditas (liquidity trap) dan biasanya terjadi pd tingkat bunga yg sangat rendah. Krn bentuk kurva  sesuai dgn teori Keynesian, maka kurva ini disebut juga kurva LM versi Keynesian.

Kurva  adalah kurva LM yg telah Anda kenal, yg terbentuk dari kurva permintaan uang utk spekulasi yg bersudut negatif (/  0).

Seringkali ketiga kurva LM tsb diatas digambarkan dlm satu kurva spt yg terlihat dlm Diagram 13.4.b. Daerah kurva LM yg mendatar disebut daerah Keynesian (Keynesian range), sedangkan daerah kurva LM yg tegak lurus disebut daerah Klasik (Classical range). Daerah yg berada diantara kedua ekstrem tsb dinamakan daerah antara  (Intermediate range).

c.   Berbagai Kemungkinan Hasil Kebijakan Moneter:
Evaluasi thd efektivitas kebijakan moneter dpt dilakukan dgn melihat titik-titik potong kurva-kurva IS dan LM. Karena kurva  IS dan LM masing-masing memiliki minimal 3 (tiga)  kondisi, maka minimal ada  9 (sembilan) kombinasi titik potong kurva IS-LM. D  sembilan kombinasi tsb, dua diantara nya tidak terdefinisikan. Yang pertama adalah titik potong antara  kurva IS mendatar () dgn kurva LM mendatar (). Yang ke dua adalah titik potong antara IS tegak lurus () dgn kurva LM tegak lurus (.
Kita hanya akan memperhatikan 4 (empat) kondisi ekstrem yg terjadi thd output keseimbangan dan tingkat bunga, bila yg ditempuh adalah kebijakan moneter. Karena yg dievaluasi adalah kebijakan moneter, maka secara grafis yg digeser adalah kurva LM.
Mari perhatikan Diagram 21.5.
Diagram 21.5.a dan 2.5.b kondisinya adalah kurva LM vertikal. Diagram 21.5.a menunjukkan jika kurva IS datar, kebijakan moneter sangat efektif, sebab dpt menambah atau mengurangi  output keseimbangan tanpa mengganggu tingkat harga. Diagram 21.5.b menunjukkan  jika kurva IS mempunyai slope negatif, kebijakan  moneter ekspansif akan menaikkan output keseimbangan, sementara tingkat harga turun. Sebaliknya dgn kebijakan kontraktif, krn output keseimbangan turun, sementara tingkat bunga (harga) meninggi.   
Pada Diagram 21.5.c dan 21.5.d kurva LM adalah mendatar, artinya perekonomian berada dlm perangkap likuiditas. Dalam kondisi spt ini, kebijakan moneter sama sekali tidak efektif, sebab tidak mempunyai kemampuan mempengaruhi output dan tingkat bunga. 







Anda dapat mencoba-coba berbagai kemungkinan lain dan bandingkan hasilnya dgn Tabel 21.1 di bawah ini:








.

Dari Diagram 21.5 dan Tabel 21.1 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.     Kebijakan moneter adalah efektif sempurna bila kurva IS datar.
2.     Kebijakan moneter adalah tidak efektif sempurna bila kurva LM datar.

- Copyright © 2025 MyBlog -SOFTSKILL- Powered by MYBLOG - Designed by Parista Dwi Putra -