Posted by : Unknown Selasa, 21 Juni 2016



Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia berasuransi masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara lain. Hal tersebut dikarenakan asuransi dianggap bukan kebutuhan utama. Selain itu, pemahaman masyarakat akan klaim juga masih kurang. Padahal kesehatan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Karena dengan kondisi tubuh yang sehat, orang dapat melakukan beragam aktivitas dengan leluasa. Semua orang pasti ingin senantiasa sehat, sebaliknya tidak ada orang yang ingin sakit. Sayangnya tidak semua orang mampu dan mau menjaga kesehatannya dengan baik.
Berbagai kendala terkait biaya dan akses perawatan kesehatan menjadi penyebab umum orang sulit memenuhi kebutuhan kesehatan. Akibatnya, kebanyakan dari mereka jatuh sakit. Sebagian dari mereka beruntung selamat, namun banyak pula dari mereka yang tidak terselamatkan akibat sulit mengakses sarana perawatan kesehatan. Akses terhadap sarana perawatan kesehatan sebetulnya dapat ditingkatkan dengan asuransi. Asuransi terbukti dapat meningkatkan akses perawatan kesehatan individu. Masalahnya belum semua orang menyadari pentingnya memiliki asuransi. Kenyataannya masih banyak pula orang yang belum memahami pentingnya untuk memiliki asuransi sebagai sarana perlindungan bagi keluarga.
Apabila kita tinjau lebih mendalam, penemuan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berkorelasi dengan jumlah pengguna asuransi. Masalah pendidikan menjadi masalah mendasar bagi sebagian besar masyarakat untuk sadar terhadap pentingnya memiliki asuransi. Pengetahuan tentang pentingnya memiliki asuransi dipengaruhi oleh seberapa tinggi tingkat pendidikan seseorang. Sehingga semakin rendah pendidikan seseorang, kemungkinan bagi orang tersebut untuk memiliki asuransi juga rendah.
Tidak dapat dipungkiri bahwa grafik kehidupan kita mengalami pasang surut. Apa yang akan terjadi besok pagi, bahkan 1 detik di masa depan tidak ada yang tahu. Hanya Tuhan yang tahu. Dengan kata lain, kehidupan kita akan mengalami risiko yang tidak terduga. Risiko tersebut dapat berupa beban risiko atas diri sendiri, keluarga, maupun harta yang kita miliki. Kita tidak menyadari atau menyangka bahwa keadaan yang awalnya tampak cerah atau tanpa ada hambatan tentang harta dan diri serta keluarga yang ada di sekeliling kita seketika berubah menjadi musibah dan sukar dikendalikan. Betapa hancur kita dan sangat sia-sia, jika peristiwa yang terjadi di luar kendali kita, seperti penyakit, kecelakaan, banjir, kebakaran, dan huru-hara menghanguskan hasil kerja keras yang telah kita peroleh puluhan tahun hilang dalam sekejap mata.
Ditambah lagi biaya hidup yang semakin mahal, khususnya biaya penanganan kesehatan membuat nyawa manusia tidak lagi berharga. Hanya golongan orang kaya yang punya banyak uang yang dapat mengatasi biaya perawatan kesehatan. Selain itu, biaya pendidikan pun semakin tidak terkendali. Biaya masuk sekolah tinggi atau kuliah semakin di luar kemampuan kita. Walhasil, sekolah tinggi hanya untuk kalangan yang berkantong tebal saja. Bukan hanya itu, kondisi kesehatan kita juga semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Jika saat ini masih bisa bekerja, belum tentu besok kita bisa bekerja. Karena penyakit bisa datang tiba-tiba. Musibah atau kecelakaan yang menimpa diri kita atau keluarga kita tidak meminta ijin atau mengetuk pintu terlebih dahulu. Kondisi di atas adalah sekelumit kondisi yang harus kita hadapi. Hal itulah yang menyebabkan perlu adanya perlindungan yang mampu menjamin kehidupan kita. Salah satu solusi yang bisa kita lakukan adalah dengan memiliki asuransi. Sayangnya, kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya asuransi masih kurang.
Pertama kali kita harus memahami arti dari asuransi tersebut. Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain dalam hal ini adalah perusahaan asuransi.
Sedangkan menurut UU No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Banyak asuransi yang beredar di masyarakat, seperti: asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi kendaraan, asuransi perjalanan, dan asuransi rumah dan Asuransi Allianz memiliki produk perlindungan yang mencakup kesemuanya baik asuransi jiwa dan asuransi umum. Kita bisa memilih satu atau lebih sesuai dengan kebutuhan yang kita inginkan sebagai proteksi kehidupan kita. Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat menjadi minim untuk berasuransi, antara lain:
1. Tingkat Kesejahteraan atau Pendapatan Masyarakat yang Rendah, menjadikan asuransi belum sebuah kebutuhan atau gaya hidup (lifestyle). Karena masih banyak kebutuhan lain yang lebih mendesak menyisihkan sebagian pendapatannya untuk keperluan proteksi buat diri sendiri, keluarga dan harta bendanya. Itulah sebabnya, menyisihkan sebagian pengeluaran untuk pembayaran premi yang identik dengan menabung tidak mampu dianggarkan.
2. Faktor Budaya. Banyak yang berpikir bahwa masa depan urusan nanti, yang terpenting adalah memenuhi kebutuhan sekarang. Hal ini pun bisa mempengaruhi kesadaran masyarakat akan pentingnya berasuransi. Apalagi, banyak orang tua umumnya masih menyandarkan harapannya terhadap anak-anaknya. Anak seolah-olah dianggap sebagai “asset” sehingga kemandirian hidup hingga usia senja kurang dipersiapkan. Jika kita membayangkan bahwa dirinya kelak menjadi tua dan anaknya tak bisa merawatnya karena kesibukannya atau perekonomian keluarganya kurang mampu, tentu sejak dini akan terpacu untuk memiliki asuransi.
3. Sosialisasi Tentang Asuransi. Sosialisasi akan pentingnya berasuransi masih tergolong rendah, menyebabkan upaya melakukan edukasi kepada publik masih terbatas mengenai melek finansial (financial literary). Padahal, sosialisasi tentang pemahaman dan pengetahuan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang asuransi. Agar pengetahuan masyarakat tentang asuransi mampu terdongkrak. Masyarakat Indonesia mungkin sudah mengenal asuransi, tapi belum merasa butuh atau perlu membeli asuransi. Sikap ini bisa saja dipengaruhi oleh persepsi bahwa asuransi itu adalah “bisnis janji”. Ini adalah pemikiran yang salah kaprah. Kita membeli produk asuransi tetapi manfaatnya memang baru dirasakan nanti. Bahkan bisa saja klaim asuransi tidak terjadi jika kita baik-baik saja, atau tidak mengalami musibah yang diproteksi oleh jasa asuransi. Tetapi apakah anda bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika anda tidak dilindungi oleh asuransi pada saat musibah datang menghampiri? Musibah atau kemalangan yang datang tidak pandang bulu.
Kesimpulan:
Bagi saya kebutuhan orang Indonesia itu sangat minim dikarena kan banyak factor yang mempengaruhi dan adanya pemikiran masa depan itu adalah urusan nanti, pemikiran yang seperti itu dapat menyebabkan kesulitan yang besar dikedepannya, apabila mendapat musibah akan kesulitan mendapatkan penggantinya dikarenakan tidak di asuransikan. Yang menyebabkan stress dengan tunggakan biaya yang harus dikeluarkan.

Sumber:
http://www.asuransi-jiwa.org/kesadaran-masyarakat-indonesia-akan-pentingnya-asuransi-masih-rendah/

- Copyright © MyBlog -SOFTSKILL- Powered by MYBLOG - Designed by Parista Dwi Putra -