- Back to Home »
- SIAPKAH KOPERASI MENGHADAPI ERA GLOBALISASI
Posted by : Unknown
Senin, 16 November 2015
Koperasi
itu sangat penting bagi masyarakat indonesia, koperasi selalu berusaha
menyejahterakan rakyat indonesia. Jadi, koperasitidak harus hilang berbaur atau
mengikuti trend negara lain dan masih dapat berdiri dan menjalankan
fungsi-fungsinya selama ini.
Ada beberapa langkah-langkah untuk menghadapi era globalisasi :
Ada beberapa langkah-langkah untuk menghadapi era globalisasi :
1.
Dalam menjalankan usahanya, pengurus
koperasi harus mampu mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggotanya dan
memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan mempertimbangkan aspirasi
anggota-anggotanya, sangat dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap koperasi
berbeda-beda.
2.
Adanya efektifitas biaya transaksi antara
koperasi dengan anggotanya sehingga biaya tersebut lebih kecil jika
dibandingkan biaya transaksi yang dibebankan oleh lembaga nono-koperasi.
3.
Kesungguhan kerja pengurus dan karyawan
dalam mengelola koperasi. Disamping kerja keras figur pengurus koperasi
hendaknya dipilih orang yang amanah,jujur, serta tanggung jawab.
4.
Pemahaman pengurus dan anggota akan jati
diri koperasi, pengertian koperasi,nilai-nilai koperasi dan prinsip-prinsip
gerakan koperasi harus dijadikan pont penting karena hal yang mendasari segala
aktivitas koperasi.
5.
Kegiatan koperasi bersinergi aktifitas
usaha anggotanya.
6.
Koperasi produksi harus meubah strategi
kegiatannya dengan mereorganisasi kembali supaya kompatibel dengan tantangan
yang dihadapi.
Menganalisa
Koperasi Analisis SWOT :
1.
Kekuatan
(Strength)
Kekuatan (strength) yaitu kekuatan
apa saja yang dimiliki koperasi. Dengan mengetahui kekuatan, koperasi dapat
dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam perekonomian di
Indonesia dan mampu bersaing untuk pengembangan selanjutnya.
Peterson (2005), mengatakan bahwa koperasi harus
memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif dibandingkan organisasi-organisasi
bisnis lainnya untuk bisa menang dalam persaingan di dalam era globalisasi dan
perdagangan bebas saat ini.
Keunggulan kompetitif disini didefinisikan sebagai
suatu kekuatan organisasional yang secara jelas menempatkan suatu perusahaan di
posisi terdepan dibandingkan pesaing-pesaingnya.
Faktor-faktor keunggulan kompetitif dari koperasi
harus datang dari:
1. Sumber-sumber
tangible seperti kualitas atau keunikan dari produk yang dipasarkan (misalnya
koperasi susu, koperasi harus memperhatikan kualitas susu yang dihasilkan) dan
kekuatan modal.
2. Sumber-sumber
bukan tangible seperti brand name, reputasi, dan pola manajemen yang
diterapkan.
3. Kapabilitas
atau kompetensi-kompetensi inti yakni kemampuan yang kompleks untuk melakukan
suatu rangkaian pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan kompetitif.
2.
Kelemahan
(Weakness),
Kelemahan (Weakness) yaitu segala faktor yang tidak
menguntungkan atau merugikan bagi koperasi. Menurutnya, salah satu yang harus
dilakukan koperasi untuk bisa memang dalam persaingan adalah menciptakan
efisiensi biaya. Tetapi ini juga bisa ditiru / dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan lain (non-koperasi). Jadi, ini bukan suatu keunggulan
kompetitif yang sebenarnya dari koperasi. Menurutnya satu-satunya keunggulan
kompetitif sebenarnya dari koperasi adalah hubungannya dengan anggota.
Misalnya,di koperasi produksi komoditas-komoditas
pertanian, lewat anggotanya koperasi tersebut bisa melacak bahan baku yang
lebih murah, sedangkan perusahaan non-koperasi harus mengeluarkan uang untuk
mencari bahan baku murah.
3.
Kesempatan
(Opportunties)
Kesempatan (Opportunities) yaitu semua kesempatan yang
ada sebagai kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku atau kondisi
perekonomian nasional atau global yang dianggap memberi peluang bagi koperasi
untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. Loyd (2001) menegaskan
bahwa koperasi-koperasi perlu memahami apa yang bisa membuat mereka menjadi
unggul di pasar yang mengalami perubahan yang semakin cepat akibat banyak
faktor multi termasuk kemajuan teknologi, peningkatan pendapatan masyarakat
yang membuat perubahan selera pembeli, penemuan-penemuan material baru yang
bisa menghasilkan output lebih murah, ringan, baik kualitasnya, tahan lama, dan
makin banyaknya pesaing-pesaing baru dalam skala yang lebih besar. Dalam
menghadapi perubahan-perubahan tersebut faktor-faktor kunci yang menentukan
keberhasilan koperasi adalah:
1.
Posisi pasar yang kuat (antara lain dengan
mengeksploitasikan kesempatan-kesempatan vertikal dan mendorong integrasi
konsumen).
2.
Pengetahuan yang unik mengenai produk atau proses
produksi.
3.
Sangat memahami rantai produksi dari produk
bersangkutan.
4.
Menerapkan suatu strategi yang cemerlang yang bisa
merespons secara tepat dan cepat setiap perubahan pasar.
5.
Terlibat aktif dalam produk-produk yang mempunyai
tren-tren yang meningkat atau prospek-prospek masa depan yang bagus (jadi
mengembangkan kesempatan yang sangat tepat).
4.
Ancaman
(Threats)
Ancaman (Threats) yaitu hal-hal yang dapat
mendatangkan kerugian bagi kopersi seperti Peraturan Pemerintah yang tidak
memberikan kemudahan berusaha, rusaknya lingkungan, meningkatnya
pelacuran atau gejolak sosial sebagai akibat mahalnya dan persaingan tour
operator asing yang lebih professional, yaitu dengan melihat kekuatan
(Strengths), kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunities) dan ancaman
(Threats) koperasi di Indonesia.
Sedangkan faktor-faktor eksternal terutama adalah
intervensi pemerintah yang terlalu besar yang sering didorong oleh donor,
kesulitan lingkungan-lingkungan ekonomi dan politik, dan harapan-harapan yang
tidak realistic dari peran dari koperasi. Menurut mereka, problem yang paling
signifikan adalah cara bagaimana koperasi itu dipromosikan oleh pemerintah.
Promosi yang sifatnya dari atas ke bawah telah menghalangi anggota untuk aktif
berpartisipasi dalam pembangunan koperasi. Bentuk-bentuk organisasi dan
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan diatur oleh pihak luar.
Jadi koperasi telah gagal untuk
berkembang menjadi unit-unit yang mandiri dan sepenuhnya berdasarkan anggota.
Masih dalam kaitan ini, Linstad (1990) mengatakan bahwa di banyak negara
berkembang sering kali pemerintah melihat dan menggunakan koperasi sebagai
suatu alat untuk menjalankan agenda-agenda pembangunannya sendiri.
Koperasi sering diharapkan bahkan di paksa berfungsi
sebagai kesejahteraan sosial dan sekaligus sebagai organisasi ekonomi, yang
dengan sendirinya memberi beban sangat berat kepada struktur manajemen koperasi
yang pada umumnya lemah.
Menurut Braverman, dkk. (1991), sedikit sekali
perhatian diberikan kepada kondisi-kondisi ekonomi dimana koperasi-koperasi
diharapkan melakukan berbagai aktivitas. Promosi koperasi yang tidak
diskriminatif, yakni tanpa memberi perhatian pada hal-hal seperti
dinamik-dinamik internal, insentif, struktur kontrol, dan pendidikan dari
anggota, sering kali telah membuat koperasi-koperasi menjadi
organisasi-organisasi birokrasi yang sangat tergantung pada dukungan pemerintah
dan politik. Oleh karena itu, Gentil (1990) menegaskan bahwa agar koperasi maju
maka hubungan antara pemerintah dan koperasi yang didefinisikan ulang.
Sumber:
http://yashsakina.blogspot.com/2015/11/siapkah-koperasi-indonesia-menghadapi.html